Kenapa Kamu Lagi?
Akhir-akhir ini aku sedang bersedih, boleh aku cerita?
Tahun ini, usiaku 25, sungguh begitu cepat rasanya waktu berlalu. Masih ingat kemarin, masa-masa SMA ku, ternyata sudah hampir 12 tahun lalu. Masih ingat juga dengan kisah-kisah cintaku semasa sekolah dulu, yang terbiasa mengagumi dari jauh, berkhayal tinggi dengan mereka yang kukagumi saat itu, hingga akhirnya aku hentikan semuanya saat perkuliahan. Aku sadar, berharap pada manusia adalah racun untuk tubuhku sendiri. Sampai pada akhirnya, aku bertahan tidak menyukai siapa-siapa saat kuliah. Dan tanpa sengaja, aku kembali jatuh cinta di usia 21 tahun, dengan teman satu circle ku ini.
3 tahun lebih, berlagak menjadi teman didepannya, padahal hati ini masih memendam dan terus berpikir
"pernahkah kau menyukaiku selama 3 tahun ini meski dalam waktu yang singkat?"
"pernahkah aku membuatmu berdebar meski hanya sepersekian detik?"
"pernahkah aku membuat tidurmu sulit?"
"pernahkah aku hadir di mimpimu?"
Jika aku dapat menanyakan hal itu kepadamu langsung, sungguh, aku rasa aku takut untuk mendengar jawabanmu.
Jika jawabanmu tidak, ya aku bisa apa selain mengasihani diri.
Jika jawabanmu pernah, akankah kau memiliki perasaan yang sama saat ini?
Berkali-kali kucoba untuk melupakanmu, ujungnya tetap sama, kembali ke kamu.
Orang baru datang silih berganti, ujungnya tetap sama, kembali ke kamu.
Entah apa yang terpatri di otakku mengenai kamu. kamu memang se-menarik itu kah? atau pikiran dan khayalanku saja yang membuat dirimu sangat menarik?
Aku bahkan tak bisa membayangkan, jika akhirnya bukan kamu orangnya. Entah siapa deluan diantara kita, aku tidak bisa membayangkan jika kamu dengan yang lain. Aku bahkan tidak bisa membayangkan apakah aku mampu untuk datang ke acara mu kelak. -- sangat jauh dari pikiranku
Berkali-kali, aku berpikir aku rasa aku masih memiliki celah untuk bisa bersamamu. Tapi ujungnya, dirimu bahkan sudah menyatakan statement bahwa kita ini "keluarga", kita ini "saudara", runtuh sudah harapanku.
Aku berpikir, Allah ingin aku bagaimana? saat kuliah aku selalu berdoa, jangan jatuhkan hatiku pada seseorang yang belum tentu jodohku. Dan itu bertahan selama 3 tahun masa perkuliahan dan 1 tahun masa pencarian kerja. Lalu tiba-tiba saja Allah mempertemukanku dengan orang yang sifatnya tidak bisa kujelaskan, namun bisa kurasakan dan langsung mengucap dalam hati "aku rasa, kamu ini jodohku". 3 tahun berlalu, setiap tahun aku meminta kepada Allah untuk dapat menghilangkan rasa ini karena tampaknya kita sulit untuk bersama karena berbeda pulau. Aku melupakannya untuk sesaat, namun tiba-tiba rasa itu hadir kembali yang entah dari mana asal dan penyebabnya.
Aku dipertemukan dengan orang baru di tahun 2022, sayangnya kita sama-sama menghargai permintaan keluarga untuk saling dekat, dan ternyata dia sudah memiliki kekasih.
Aku dipertemukan kembali dengan orang baru di tahun 2023, awalnya tampak lancar, setelah 2 minggu lost contact, ternyata dia punya kekasih baru.
Kisah yang sama, dengan orang yang berbeda, di tahun berbeda pula. Aku tau, Allah tidak akan mempertemukan seorang HambaNya dengan orang lain tanpa alasan jika tidak salah satu dari keduanya memberikan pelajaran ataupun hikmah dibalik pertemuan tersebut. Namun rasanya entah siapa yang bisa mengambil hikmah dari kisahku itu. Namun lucunya, setiap kali ada orang baru yang datang ke hidupku, aku merasa aku selingkuh darimu yang telah kukagumi 3 tahun lebih. Tapi tetap kujalani, karena aku harus move on juga kan? Tapi tetap saja, akhirnya hatiku berantakan begitu saja. Entah rasa sakit mana yang kualami, diselingkuhin kah? merasa bersalah karena selingkuh? semua sakit jadi satu. Tak jarang tiba-tiba rasanya batin ini begitu menyakitkan, menyakitkan karena mencintaimu atau karena disakiti mereka.
Semoga di tahun ini aku bertemu dengan orang yang tidak akan mempermainkanku lagi seperti mereka-mereka sebelumnya. Yang benar-benar menginginkanku. Tahun ini, apa masih boleh aku berharap orang itu adalah kamu?
Karena hingga sekarang, aku pun masih penasaran siapa yang akan menjadi jodohmu jika bukan aku.
9 Feb 23,
Shaf